Orang Rusia Ramai-ramai Buru Kripto, Harga Bitcoin Sempat Rp 647 Juta


 

Harga mata uang kripto sempat meroket karena banyak orang Rusia yang memburu kripto setelah mata uang Rubel anjlok. Mata uang Rusia sendiri merosot setelah banyaknya sanksi ekonomi yang di terima negara tersebut usai melakukan invasi ke Ukraina.

Dilansir CNN, Kamis (3/3/2022), menurut Arcane Research, sebuah perusahaan riset kripto yang berbasis di Oslo, volume perdagangan antara Rubel dan aset-aset kripto melonjak dalam beberapa hari terakhir di Binance.

Sejak Selasa 1 Maret kemarin, CoinDesk mencatat Bitcoin telah menguat hingga 13% selama 24 jam terakhir. Tercatat Bitcoin berada di level US$43.163 atau Rp617 juta (kurs Rp 14.300) pada pagi hari.

Per hari ini Bitcoin terpantau berada di level US$43.372 atau Rp 620 juta, turun tipis 1,58% dalam waktu 24 jam. Bitcoin juga sempat meroket hingga menyentuh level US$45.261 atau Rp 647 juta kemarin.

Mata uang kripto memang secara tradisional dipandang sebagai aset yang berisiko. Namun, di tengah kondisi aset konvensional yang mengalami volatilitas lebih besar karena ketegangan geopolitik, beberapa analis percaya kripto akan mendapatkan lebih banyak daya tarik.

Di sisi lain, laporan terbaru menyebut Komisi Uni Eropa sedang mempelajari keterlibatan aset kripto yang digunakan untuk menukar mata uang Rabel Rusia. Hal ini dilakukan setelah volume perdagangan antara Rubel Rusia dan aset kripto melonjak sejak hari Senin karena mata uang lokal itu jauh ke rekor terendah akibat sanksi Barat.

Komisi Eropa eksekutif UE telah membaca laporan media tentang aset kripto dan juga telah menerima informasi secara langsung soal masalah ini.